Rabu, 27 Agustus 2014

Untuk Bandung yang Dulu Pernah Kukenal

Aku dan kamu sempat kembali menjadi ‘kita’. Tak lama, hanya beberapa jam saja. Jika aku tak salah ingat, mungkin dua jam setelah kamu membalas pesanku yang pertama. Setelah itu kita menjadi ‘kita’, ‘kita’ yang hampir seperti dulu, jauh sebelum kamu menguap dari hidupku.


Dirimu masih sama dengan yang dulu kukenal. Kata-katamu masih singkat. Nada bicaramu masih ramah. Tawa renyah untuk menghilangkan kesan menyebalkan masih terselip di setiap ujung kalimat. Tak lupa, pertanyaan balasan akan muncul tiap kali kamu kebingungan. Satu-satunya yang tak sama adalah hal-hal manis yang dulu biasa menyempurnakan ‘kita’, karena itu memang sudah tak diperlukan lagi.

Tak apa bukan, bila sesekali kuhampiri dirimu? Tak perlu kau pikir bahwa aku sedang ingin merenda angan. Tak usah juga kau kira bahwa aku sedang ingin membangun memori. Aku hanya suka tenggelam dalam kebosanan yang seringkali kamu ciptakan. Aku candu pada hal yang membuatku sebal. Selama itu darimu, aku tak akan mempermasalahkan. Asalkan itu kamu. Selama itu kamu.


Jadi, kapan aku boleh kembali bertandang di istanamu yang gersang dan layu namun tak pernah membuatku lelah dan mati rasa itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar