Sabtu, 07 Desember 2013

Kosong (II)


Sore ini begitu cerah untuk ukuran cuaca di bulan Desember. Matahari bersinar terlalu terang, angin bertiup lembut dan udara terasa lebih segar. Jika ingatan saya pendek, pasti saya sudah lupa kalau tadi siang hujan baru saja turun begitu derasnya.
 
Seperti biasa, setiap Sabtu jadwal perkuliahan baru selesai pukul setengah lima sore. Kadang kurang dan kadang lebih. Saya pulang bersama seorang teman, dengan menumpang sebuah angkutan umum bercat hijau.


Sepanjang jalan kami melakukan hal-hal yang biasa. Kami tertawa-tawa ketika membahas ulang segala yang telah terjadi seharian ini dan diam ketika tawa kami habis, memandang jalanan dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Kebetulan, saya sedang menahan geli ketika ia lebih dulu turun di tempat yang biasanya. Senyum saya bertahan selama beberapa detik sebelum kemudian sirna ketika menyadari sesuatu yang tak biasa.


Saya memandang orang-orang yang ada di sekeliling saya. Seorang wanita berturban yang sedang memeluk kantung plastik bertuliskan nama sebuah merek makanan duduk dengan santai di pojokan. Di sebelahnya ada seorang lelaki ceking dan pria paruh baya dengan ransel besar berwarna hitam. Di samping saya duduk seorang pemuda. Tepat di belakang sopir,  seorang gadis berkuncir kuda sedang sibuk dengan buku bacaannya.


Tiba-tiba saya merasa takut. Ada perasaan kosong yang muncul begitu saja, hinggap di pikiran dan mendekap batin saya dengan sangat erat. Saya tidak kenal orang-orang ini. Begitu kira-kira yang pertama kali saya bisikkan dalam hati. Tentu saja. Saya sedang berada dalam angkutan umum yang boleh ditumpangi siapapun. Anak sekolah, mahasiswa, pekerja, pedagang, pengemis, tukang obat, ibu rumah tangga, pengangguran, pencuri, pengacara, politisi, bahkan presiden sekalipun tak dilarang untuk menaiki kendaraan ini. Tak peduli saling kenal atau tidak, setiap orang bisa berada dalam satu angkutan yang sama.


Saya merasa sendirian ketika sadar bahwa saya memang sedang dikelilingi oleh orang-orang asing. Hal itu tidak berselang lama ketika teman saya pergi. Sesuatu yang aneh merayap-rayap dalam benak saya. Rasanya baru saja saya sedang tertawa-tawa dan menikmati apa yang dinamakan kebersamaan. Lalu tiba-tiba.... nyes! Semua hilang. Saya tertinggal bersama sepi.


Kemudian saya sadar. Saya memang hidup sendiri. Sejak lahirpun saya sudah diciptakan untuk menjadi seorang manusia. Bukan dua, atau tiga, atau empat. Hanya satu. Boleh jadi saat ini saya memang sedang bersama dengan orang-orang yang saya sayangi, tertawa dan berbagi cerita. Tapi pada akhirnya, akan ada satu waktu ketika saya sendirian dan menyadari bahwa saya memang diciptakan untuk menjadi angka satu. Sendiri saja. Lalu pikiran saya berjalan ke depan. Ketika turun dari kendaraan ini, saya akan tiba di rumah dan bertemu dengan kedua orang tua saya, pergi ke kamar, makan bersama, menonton tv bersama, lalu pergi lagi ke kamar, duduk di atas ranjang dan memikirkan hal-hal yang membuat saya begitu kosong.



Saya memandangi jalanan dengan perasaan tak menentu. Tak tahu ingin melakukan apa dan apa yang harus dilakukan ketika nanti tiba di rumah. 
Tiba-tiba saya merindukan cuaca yang buruk. Angin yang berembus garang, guntur tanpa kilat dan hujan yang menetes kian ganas. Mungkin dengan begitu saya takkan merasa sendiri lagi.


(Dibuat pada suatu senja di bulan Desember, bersama pikiran yang masih belum bisa berpindah dari karya-karya Pak Murakami.)

Selasa, 03 Desember 2013

Kosong


Seminggu ini bisa dibilang aku terjebak dalam dunia yang diciptakan Haruki Murakami dalam salah satu novelnya, yaitu Kafka On The Shore. Setelah tamat membacanya tepat seminggu yang lalu, 'makhluk-makhluk' ciptaan Murakami tidak langsung lenyap dalam hidupku. Mereka masih berkumpul dan berputar-putar dalam pikiranku, menimbulkan efek-efek yang kadang tak kuinginkan.

Paragraf dalam latar biru yang kucantumkan di atas adalah salah satu monolog yang terjadi dalam diri Hoshino, salah satu tokoh pada Kafka On The Shore. Chunichi Dragons adalah grup baseball kesukaannya. Selama ini ia merasa bahwa Dragons adalah hidup dan matinya. Ketika Dragons menang, ia akan bahagia bukan kepalang, begitu juga sebaliknya. Tapi kemudian ia sampai pada titik di mana ia merasa kosong. Ia jadi bertanya-tanya. Apa manfaat yang ia dapat jika Dragons menang dalam pertandingan? Apa efek yang berarti untuk dirinya? Kenapa ia begitu mengagung-agungkan mereka?

Mau tak mau aku jadi ikut berpikir. Sebagai manusia biasa, aku juga memiliki orang-orang luar biasa yang siap untuk kapan saja kukagumi, kupandangi fotonya dan kunikmati suaranya. Aku senang bila mereka mendapat penghargaan. Aku juga ikut bahagia bila mereka bisa meraih apa yang mereka cita-citakan. Tapi apa imbasnya untukku? Apa aku juga akan hebat bila mereka hebat? Apa aku juga jadi bisa meraih yang kuimpikan? Apa mereka akan memberiku uang banyak? Apa mereka akan mengajakku tinggal di rumahnya bila aku terus mengidolakannya? Jika aku mencintai mereka dengan sepenuh hatiku, apa mereka juga akan berbalik mencintaiku? Tanpa dijawab pun, kurasa semua orang sudah tahu jawabannya.

Kosong. Mungkin itu yang kurasakan sekarang. Persis seperti yang dirasakan Hoshino.

Senin, 25 November 2013

The Scariest Thing

Just realized that a week later is already December. It means, two months to go to my birthday. I'll turn 21. Not a good number. I feel like forever 18, but reality ruins everything. I always ask myself. What have I done? I never published a book, I can't cook without recipe, I hate cockroach, I waste so much time and my English is not good.

That question leads me to fear. A big fear. And also to ton of another questions. Will I have a happy life? Will I have a good husband? How about my children? How about my career? Can I reach my dreams? When will I die?

Man, it's scary.

Anyway, yesterday I asked my sister to make a Totoro birthday cake for me, and it will look like this:


It's cute, isn't it? ;)

Sabtu, 26 Oktober 2013

Diam-Diam



"Everything you do is so fresh and brand new that I
Can't help
This crush on you I want to be the breaktrough
Kind of love to you
You are the star of my daydreams
Everything you are is my reverie
Can you feel my heart when you moving closer and closer?" 
(Breanne Düren - Daydreams)

Aku suka kamu.

Aku suka melihat caramu berjalan. Aku suka melihat caramu mengenakan tas. Aku bahkan suka melihatmu yang tidak sedang melakukan apa-apa.

Kadang-kadang aku membayangkan kamu datang ke tempatku dan mengajakku pergi. Tak perlu ke taman penuh bunga, tak usah juga kamu bawa aku ke istana megah. Sebuah bangku panjang dan candaan ringanmu sebenarnya sudah cukup untuk membuatku gembira.

Kamu tahu? Sebenarnya kamu selalu muncul dikala aku tidur.
Aku selalu bermimpi tentang kita yang sedang menari.
Iya, hanya menari. Dan paginya aku akan terbangun dengan pipi yang lelah karena terlalu lama menahan senyum.

Tapi sayang, kamu tak pernah tahu.
Dan aku memang tidak ingin kamu tahu.



 

Senin, 16 September 2013

Janji

Hai. Masih ingat rupaku? Bagaimana alisku, kedua bola mataku, hidungku, dan lekuk daguku? Atau masih ingat bagaimana raut wajahku ketika tertawa? Tenang, tawaku bukan tawa yang menyenangkan. Kumaklumi jika kamu sengaja melupakannya. Tapi jangan sekali-kali kamu balik bertanya mengenai ingatanku padamu, karena aku sudah lama melepas hampir semua hal tentangmu.

Satu-satunya yang kuingat hanyalah sebaris kata yang pernah mengalir dari bibirmu, tepat setahun lalu. Aku harap kamu juga mengingatnya, karena aku sudah tak sabar untuk segera menagihnya darimu.



Senin, 22 Juli 2013

Pertemuan Ketiga


Aku pernah melihat kamu. Tidak hanya satu atau dua kali, tapi tiga kali. Orang bilang, pertemuan ketiga berarti jodoh. Kamu percaya?

Sabtu, 06 Juli 2013

Mengulang Masa Lalu

Iseng, barusan saya mampir ke blog lama milik saya sendiri. Kemudian saya menemukan tulisan terakhir saya di blog itu, yang tepatnya diposting pada 5 Juli 2010 (yang tentu saja alamatnya tidak akan saya bocorkan, karena menurut saya itu aib :D). Tulisan di sana membuat saya terperangah. Saya bahkan secara tak sadar sempat tak percaya kalau tulisan itu pernah saya buat. Ternyata dulu saya lebih lepas dan bebas. Mungkin karena saat itu saya masih duduk di bangku SMA, yang katanya masa-masa paling indah. Jujur, saya suka membaca gaya penulisan saya kala itu, yang sepertinya tak akan bisa saya ulang lagi :)



BULAN JULI

Selamat Pagi Semua.

Hari ini tanggal 5 Juli, dan ada banyak banget manusia yang ulang tahun. Ada kakak ipar saya, ada teman-teman saya, ada orang-orang lain yang gak saya kenal, dan ada.....Adam Young.

Yak! Hari ini Adam Young si Owl City ulang tahun, makanya para HootOwls di twitter pada heboh buat bikin Trending Topic #happybdayAdam pada jam 12 siang Waktu Indonesia Barat.
Saya sebagai salah satu manusia yang sempet suka banget sama Owl City juga, mau gak mau ikutan ngebantu biar #happybdayAdam bisa jadi Trending Topic. Alasannya? Ya pengen aja o_O


Jadi, buat kalian-kalian yang suka sama Owl City dan Adam Young, jangan lupa buat bikin tweet dengan hashtag #happybdayAdam, terutama jam 12 siang ini Waktu Indonesia Barat. Cuma tanggal 5 Juli ini lho ya, soalnya besok-besok si Adam udah gak ulang tahun lagi.
Jangan lupa lho ya. JANGAN LUPA! *maksa*

Oke, sekarang mari lupakan dulu soal Adam Young dan ulang tahunnya.

Siapapun tahu, bulan Juli adalah musim liburan, dan banyak banget anak-anak sekolahan yang lagi berlibur di bulan ini. Dulu, pas masih SD, saya selalu ngerasa jadi anak paling malang sedunia gara-gara gak pernah liburan. Sampe -sampe saya sempet cinta rumah, dan gak suka banget kalau diajak kemana-mana, kecuali yang jauh-jauh kayak keluar negri, keluar benua, keluar samudera.... *gaya*
Intinya, pas SD dulu kegiatan saya gak lebih dari ngejogrok di rumah kayak sampah : nonton tv, baca komik, dan berkhayal.
Dulu pas SD hobi saya memang berkhayal gara-gara kebanyakan baca Doraemon sama Conan dan gak punya temen ngegahol. Kasian? Emang.

Tapi sekarang? Status saya udah berubah jadi girl in da house yow! Hobi saya sekarang tiap weekend clubbing di Kemang sampe pagi. Tiap malem saya minum vodka sampe ketiduran. KURANG GAUL APA COBA?

AHAHAHAHA, bercandalah gila. Gak lucu? Maaf ya :">

Ya intinya sih gitu, liburan sekarang gak jauh beda sama liburan waktu saya masih SD : kebanyakan di rumah.
Yang bikin beda adalah, sekarang saya lagi rajin ke Kemang, seminggu 2 kali. Buat apa? Ya buat clubbinglah, kan tadi diatas udah dikasih tau.

Oke, have a nice holiday ya, buat semua. Semoga ada yang bernasib sama, biar saya ada temennya :')

Maaf kalau postingan saya yang satu ini agak kurang menyenangkan. Maklum, stress kelamaan gak difitnah sama temen sekelas.

XOXO

Senin, 20 Mei 2013

Cinta dengan Sejuta Tanya

Bagiku, ketakutan dan kepatuhan adalah buah dari cinta. Ketika seseorang terlalu enggan untuk sekedar membuang sampah sembarangan, itu berarti ia cinta pada tanah yang kini ia pijak. Ketika seseorang tak kuasa untuk berkata lancang pada wanita yang telah melahirkannya, artinya cinta pula yang terwujud di sana. 

Semua terbentuk dari cinta, semua terlahir dari seonggok rasa bernama cinta.

Aku pernah berpikir dalam-dalam tentang rasa cintaku pada Tuhan. Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu yang tak pernah kulihat dan kusentuh?
Cintaku biasa tumbuh pada apa-apa yang wujudnya sampai di panca indera. Saat terlahir ke dunia, makhluk yang pertama kali aku raba adalah Ibu. Aku pun mencintai dirinya. Saat mata dan telingaku sudah mulai berfungsi, aku dapat melihat sorot kasih sayang dari mata Ayah yang sedang mendekapku, aku juga dapat mendengar nyanyian sumbang Kakak yang sedang berusaha membuat tangisanku mereda. Saat aku sudah nyaris dewasa, aku pun masih merasakan cinta. Cinta yang sama, yang muncul karena aku dapat melihat dan mendengar.

Lalu bagaimanakah rasanya mencintai tanpa dapat meraba? Apakah rasanya cinta tanpa pandangan dan pendengaran?

Terkadang pikiranku kabur, tenggelam dalam lautan kalut yang tak berdasar. Aku selalu mengucap nama Tuhan, aku selalu mengatakan bahwa aku mencintai-NYA, tapi di saat yang sama semesta menyudutkan diriku, bertanya sampai bergema tanpa usai, "Benarkah yang kamu katakan?"

Cinta itu melahirkan ketakutan dan kepatuhan, kataku. Kataku pula, aku mencintai Tuhan atas segala yang telah Dia beri; napas, kebahagiaan, keluarga, hidup...
Tapi aku tak tahu, bagaimanakah yang kusebut sebagai cinta itu apabila Dia mencabut segala yang selama ini aku nikmati. Masihkah aku mengatakan bahwa aku mencintai-NYA? Masihkah aku takut? Masihkah aku patuh?

Ya Allah, cintailah aku, ampunilah dosa-dosaku...
 Aku terus mengutip doa Nabi Ibrahim setiap kali salatku usai. Aku terus meminta agar Dia membalas cintaku, sedang aku sendiri masih mempertanyakan cintaku pada-NYA. Lucu. Harusnya aku malu.

Sabtu, 11 Mei 2013

Ohashi Trio - Seven Days

始まりの日は
Hajimari no hi wa
誰もしらないSomeday
Dare mo shiranai, someday
空の上には
Sora no ue ni wa
形のない鳥の群れ
Katachi no nai tori no mure
光の記憶だけで
Hikarinokioku dake de
目覚め出した音
Mezame dashita oto
全ては今始まってゆく
Subete wa ima hajimatte yuku

Seven Days
君は何を夢みて
Kimi wa nani o yumemite
長い旅の果てに
Nagai tabi no hate ni
生まれてきたの
Umarete kita no
自由を手に
Jiyū o te ni
Suddenly
それは夢と現実
Sore wa yume to genjitsu
誰かが描く幻の地球で今
Darekaga kaku maboroshi no chikyū de ima
僕は待っている
Boku wa matte iru

青い壁に
Aoi kabe ni
映し出したメモワール
Utsushidashita memowāru
時間と言う名の
Jikan to iu na no
鎖をほどいてみて
Kusari o hodoite mite
まだ見ぬ世界を
Mada minu sekai o
泳いでみないか
Oyoide minai ka
轉載來自
Tensai 來自
全ては今望むままに
Subete wa ima nozomu mama ni

Seven Days
君は何を夢みて
Kimi wa nani o yumemite
長い旅の果てに
Nagai tabi no hate ni
生まれてきたの
Umarete kita no
自由を手に
Jiyū o te ni
Suddenly
それは夢と現実
Sore wa yume to genjitsu
誰かが描く幻の地球で今
Darekaga kaku maboroshi no chikyū de ima
僕は待っている
Boku wa matte iru

鏡に映るのは
Kagaminiutsuru no wa
君の姿だけで
Kimi no sugata dake de
心まで映らない
Kokoro made utsuranai

Seven Days
君は何を夢みて
Kimi wa nani o yumemite
長い旅の果てに
Nagai tabi no hate ni
生まれてきたの
Umarete kita no
自由を手に
Jiyū o te ni
Suddenly
それは夢と現実
Sore wa yume to genjitsu
誰かが描く幻の地球で今
Darekaga kaku maboroshi no chikyū de ima
僕は待っている
Boku wa matte iru

Selasa, 23 April 2013

Berulang

As I walk to the end of the line
I wonder if I should look back
To all of the things that were said and done
I think we should talk it over


Then I noticed the sign on your back
It boldly says try to walk away
I go on pretending I’ll be ok
This morning it hits me hard that


Still everyday I think about you
I know for a fact that’s not your problem
But if you change your mind you’ll find me
Hanging on to the place
Where the big blue sky collapse


As I stare at the wall in this room
The cracks they resemble your shadow
When everyday I see time goes by
In my head everything stood still


I’m waiting for things to unfreeze
Till you release me from the ice block
It’s been floating for ages washed up by the sea
And it’s drowning, thought you should know that


You see people are trying
To find their way back home
So I’ll find my way to you


Blue Sky Collapse by Adhitia Sofyan

Minggu, 21 April 2013

Saat Itu dan Kini

Waktu masih menunjukkan pukul 2 siang saat kita berpisah. Terlalu dini. Matahari pun masih terlalu tinggi untuk merelakan kita berucap selamat tinggal. Tapi kamu lebih memilih untuk pergi. Aku terpaku. Hatiku berteriak mengisak, inginkan kamu tinggal lebih lama. Tapi kamu tetaplah kamu, yang akan tetap berlalu meski sorot mataku dalam menahan dirimu.

Saat itu masih pukul 2 siang saat kita memilih untuk berpisah. Aku menyusuri jalanan yang tak basah. Otakku remuk redam, tertimpa lantunan No Fruits For Today yang berulang kali berjatuhan tanpa disengaja.
I love you when you love me,
and we’re gonna make a big family
Seharusnya aku bisa seperti tokoh dalam lagu itu, yang akan mencintaimu saat kamu juga mencintai aku, then we’re gonna make a big family. Tapi hidup bukanlah sebuah lagu. Hidup bukan tentang bagaimana sebuah bait berkisah. Aku pun mencintai dirimu tanpa bisa menunggu. Menunggu kamu yang akan lebih dulu mencintai aku.

Kini sudah pukul 6 sore saat aku tiba. Yang kucari pertama kali adalah kamu. Aku menuju tempat dirimu seharusnya berada, meski aku tahu bahwa takkan pernah ada kamu lagi. Dan kamu memang tak ada di sana. Aku terisak. Tak ada sembap, hanya terisak. Dadaku pun sesak.



Ditulis saat mendengarkan No Fruits For Today,
 lagu yang selalu saya dengar saat sedang jatuh cinta, meskipun entah pada apa.

Jumat, 05 April 2013

Selasa, 26 Maret 2013

Love Is In The Air



I always hear this song everytime I fall in love. And today, I'm falling in love with SORE for the third time. They always know how to please my ears, they even know how to make me happy everytime I see them and hear their music :p
Anyway, welcome back SORE!! It's really nice to know you come back after a long break. Welcome back to our heart. Welcome back to the Kampiuns' life.


I love you when you love me, 
and we're gonna make a big family

(SORE - No Fruits for Today)

Senin, 25 Maret 2013

Mungkin

Mungkin pada satu waktu kamu pernah merasa sangat terpuruk; ketika harimu memburuk, ketika pikiran negatifmu kian menumpuk, ketika apa-apa yang kamu cintai ternyata telah berubah busuk.
Kamu mungkin pernah mengalami satu waktu saat tawa bahkan tak mampu mengurangi bebanmu dan pelukan tak dapat menambah kelegaanmu.

Mungkin pada satu waktu kamu pernah menyadari bahwa kamu baru benar-benar merasa bahagia saat melihat bocah-bocah yang sedang bermain bola di lapangan, saat mendengar suara anjing menyalak, dan saat kamu terdiam sendiri hanya untuk menikmati hujan yang turun di suatu sore.




 Mungkin kamu memang sedang butuh untuk sendiri. Mungkin.
 

Sabtu, 23 Maret 2013

Dear, Mr. See You Soon! (1)

So much to tell
I’ve been dreaming about this so long
Don’t know what to say
I believe that I’m in love with u again
 
And you are, the one who I want to grow old with
And you are, the one who gives me joy so please say yes

And I wish you’re mine so please say yes
And I wish you’re mine

When I close my eyes
There’s a smile that makes my dreams so right
What a happy life I have
And we grow (stronger) in this busy life
Still, when we kiss and it feels like the stars are
shinning bright
What you are, let me hold you again so please say yes

And I wish you’re mine so please say yes
And I wish you’re mine

(Santamonica - Please Say Yes)


Seperti biasa, setelah mendengar lagu ini saya langsung terbayang pada sosok seorang pria di atap sebuah gedung berlantai 11. Ia sedang duduk sambil menekan-nekan tuts piano; menciptakan nada, memainkan irama. Di hadapannya, tentu saja, akan ada saya yang sedang menikmati rayuannya.

Minggu, 17 Maret 2013

The Lowest Point in Her Life

Take the covers off from my face
Tear off the blinds, I'm starting to see
We could say, that we've got the real life
Day after day, it's strong enough
Could we try this one more time

Could I be anything I want to be
And drive all the way the wrong way home
Just to see
How we say
We can do anything we want to do
And be anything we want to be

(Ohashi Trio - I Could Be)


Gadis itu terhenyak. Tak ada hal lain yang ingin ia lakukan selain menertawakan dirinya sendiri. Kencang-kencang. Keras-keras.

Ia ingin tenggelam dalam pusaran blue hole hingga menghilang.
Ia ingin tertelan dalam lingkaran black hole hingga lenyap.
Ia ingin pergi.
Ia ingin tak ada lagi. 

Gadis itu menyadari segala hal yang selama ini tak pernah ia sadari. Ia tidak bebas seperti yang selama ini ia duga. Ia tak pernah bisa dinamis seperti yang selama ini ia harap.
Ia statis dan terkekang. Seperti burung dalam sangkar, seperti anjing yang diikat rantai.

She'll never be anything she wants to be.
She can't do anything she wants to do.

Yes, she's at the lowest point in her life.

Sabtu, 16 Maret 2013

14 Maret 2013

Selamat ulang tahun, Daffa Almer Fariz Bawahab
 


Love, tante-mu yang paling muda

Kamis, 14 Maret 2013

Ada Kalanya

Ada kalanya, di mana kita ingin tertawa terbahak-bahak.
Ada kalanya, di mana kita ingin berteriak sekencang-kencangnya.
Ada kalanya, di mana kita ingin melawan rasa takut.
Ada kalanya, di mana kita ingin sedikit membangkang dari rutinitas.
Ada kalanya, di mana kita ingin melakukan apa yang tidak seharusnya dilakukan.
Ada kalanya, di mana kita jenuh untuk menjadi patuh.
Ada kalanya, di mana kita merasa bahagia ketika berbeda.
Ada kalanya, di mana kita merasa lebih nyaman untuk sendiri.
Ada kalanya, di mana kita menikmati setiap sakit yang dimiliki.
Ada kalanya, di mana akhirnya kita menyadari bahwa rasa sakit menjadi satu-satunya pelarian yang menyenangkan, karena tak semua orang memiliki apa yang kita miliki.


Ada kalanya, di mana kita butuh untuk merasa lepas. Selepas-lepasnya.



Selasa, 12 Maret 2013

Once Upon a Time....



Aku pernah membayangkan tentang hal-hal yang indah. Pada suatu malam, di tempat tinggal kita yang tingginya menjulang hingga ke angkasa. Tapi tak usah terlalu berharap untuk menggapai awan, karena kita tak pernah suka dengan ketinggian. Lantai 9 saja sudah cukup untukku dan untukmu.

Malam belum terlalu larut saat kita pulang. Masih pukul 21 lebih 30, dan kau pun masih berselera untuk secangkir teh hangat tanpa gula.

Seperti biasa, balkon menjadi tempat terbaik untuk kita menghabiskan malam. Di sana kita dapat memandangi kelap-kelip lampu dari gedung seberang, memperhatikan kesibukan jalanan yang hampir padam, dan merasakan hangat dari genggaman lembut yang kita ciptakan.
Saat itu kamu akan berkisah tentang banyak hal. Mulai dari masalah pekerjaan sampai masalah dengan pelayan restoran. Kau ceritakan segalanya, begitu pun dengan aku. Tak lupa, kita juga akan berbagi canda dan tawa untuk mempercantik suasana. Saat itu kita bahagia karena kau dan aku saling berbagi, meski harus sampai pagi.

Tapi tak masalah, karena esok Sabtu. Begitu yang selalu kamu bilang.

Kita tahu bahwa malam telah kian malam ketika kita diam, bingung pada apa yang harus diciptakan. Teh hangat milikmu sudah habis, sedang jemarimu sepertinya sudah terlalu gatal untuk meraih sebatang rokok yang bungkusnya tergeletak begitu saja di hadapan. Kamu tahu, aku tak suka bau asap. Sedang aku pun tahu, bahwa kamu tak bisa hidup tanpa tembakau. Pada saat-saat seperti itu aku akan menoleh, memperhatikan wajahmu dalam remang malam.

"Kenapa?" tanyamu yang ditingkahi keheranan. Aku tak kuasa untuk memasang senyum nakal.
"Ambil rokokmu. Khusus malam ini, aku akan menyukai apa yang kamu suka."

Kamu tertawa ketika melihatku mengeluarkan sebuah masker untuk kemudian kukenakan. Kamu akan menyentuh gemas pipiku sambil mempererat genggaman tangan kita.

Malam itu kita akan bahagia, karena kita memang terlahir untuk bahagia.