Selasa, 26 Maret 2013

Love Is In The Air



I always hear this song everytime I fall in love. And today, I'm falling in love with SORE for the third time. They always know how to please my ears, they even know how to make me happy everytime I see them and hear their music :p
Anyway, welcome back SORE!! It's really nice to know you come back after a long break. Welcome back to our heart. Welcome back to the Kampiuns' life.


I love you when you love me, 
and we're gonna make a big family

(SORE - No Fruits for Today)

Senin, 25 Maret 2013

Mungkin

Mungkin pada satu waktu kamu pernah merasa sangat terpuruk; ketika harimu memburuk, ketika pikiran negatifmu kian menumpuk, ketika apa-apa yang kamu cintai ternyata telah berubah busuk.
Kamu mungkin pernah mengalami satu waktu saat tawa bahkan tak mampu mengurangi bebanmu dan pelukan tak dapat menambah kelegaanmu.

Mungkin pada satu waktu kamu pernah menyadari bahwa kamu baru benar-benar merasa bahagia saat melihat bocah-bocah yang sedang bermain bola di lapangan, saat mendengar suara anjing menyalak, dan saat kamu terdiam sendiri hanya untuk menikmati hujan yang turun di suatu sore.




 Mungkin kamu memang sedang butuh untuk sendiri. Mungkin.
 

Sabtu, 23 Maret 2013

Dear, Mr. See You Soon! (1)

So much to tell
I’ve been dreaming about this so long
Don’t know what to say
I believe that I’m in love with u again
 
And you are, the one who I want to grow old with
And you are, the one who gives me joy so please say yes

And I wish you’re mine so please say yes
And I wish you’re mine

When I close my eyes
There’s a smile that makes my dreams so right
What a happy life I have
And we grow (stronger) in this busy life
Still, when we kiss and it feels like the stars are
shinning bright
What you are, let me hold you again so please say yes

And I wish you’re mine so please say yes
And I wish you’re mine

(Santamonica - Please Say Yes)


Seperti biasa, setelah mendengar lagu ini saya langsung terbayang pada sosok seorang pria di atap sebuah gedung berlantai 11. Ia sedang duduk sambil menekan-nekan tuts piano; menciptakan nada, memainkan irama. Di hadapannya, tentu saja, akan ada saya yang sedang menikmati rayuannya.

Minggu, 17 Maret 2013

The Lowest Point in Her Life

Take the covers off from my face
Tear off the blinds, I'm starting to see
We could say, that we've got the real life
Day after day, it's strong enough
Could we try this one more time

Could I be anything I want to be
And drive all the way the wrong way home
Just to see
How we say
We can do anything we want to do
And be anything we want to be

(Ohashi Trio - I Could Be)


Gadis itu terhenyak. Tak ada hal lain yang ingin ia lakukan selain menertawakan dirinya sendiri. Kencang-kencang. Keras-keras.

Ia ingin tenggelam dalam pusaran blue hole hingga menghilang.
Ia ingin tertelan dalam lingkaran black hole hingga lenyap.
Ia ingin pergi.
Ia ingin tak ada lagi. 

Gadis itu menyadari segala hal yang selama ini tak pernah ia sadari. Ia tidak bebas seperti yang selama ini ia duga. Ia tak pernah bisa dinamis seperti yang selama ini ia harap.
Ia statis dan terkekang. Seperti burung dalam sangkar, seperti anjing yang diikat rantai.

She'll never be anything she wants to be.
She can't do anything she wants to do.

Yes, she's at the lowest point in her life.

Sabtu, 16 Maret 2013

14 Maret 2013

Selamat ulang tahun, Daffa Almer Fariz Bawahab
 


Love, tante-mu yang paling muda

Kamis, 14 Maret 2013

Ada Kalanya

Ada kalanya, di mana kita ingin tertawa terbahak-bahak.
Ada kalanya, di mana kita ingin berteriak sekencang-kencangnya.
Ada kalanya, di mana kita ingin melawan rasa takut.
Ada kalanya, di mana kita ingin sedikit membangkang dari rutinitas.
Ada kalanya, di mana kita ingin melakukan apa yang tidak seharusnya dilakukan.
Ada kalanya, di mana kita jenuh untuk menjadi patuh.
Ada kalanya, di mana kita merasa bahagia ketika berbeda.
Ada kalanya, di mana kita merasa lebih nyaman untuk sendiri.
Ada kalanya, di mana kita menikmati setiap sakit yang dimiliki.
Ada kalanya, di mana akhirnya kita menyadari bahwa rasa sakit menjadi satu-satunya pelarian yang menyenangkan, karena tak semua orang memiliki apa yang kita miliki.


Ada kalanya, di mana kita butuh untuk merasa lepas. Selepas-lepasnya.



Selasa, 12 Maret 2013

Once Upon a Time....



Aku pernah membayangkan tentang hal-hal yang indah. Pada suatu malam, di tempat tinggal kita yang tingginya menjulang hingga ke angkasa. Tapi tak usah terlalu berharap untuk menggapai awan, karena kita tak pernah suka dengan ketinggian. Lantai 9 saja sudah cukup untukku dan untukmu.

Malam belum terlalu larut saat kita pulang. Masih pukul 21 lebih 30, dan kau pun masih berselera untuk secangkir teh hangat tanpa gula.

Seperti biasa, balkon menjadi tempat terbaik untuk kita menghabiskan malam. Di sana kita dapat memandangi kelap-kelip lampu dari gedung seberang, memperhatikan kesibukan jalanan yang hampir padam, dan merasakan hangat dari genggaman lembut yang kita ciptakan.
Saat itu kamu akan berkisah tentang banyak hal. Mulai dari masalah pekerjaan sampai masalah dengan pelayan restoran. Kau ceritakan segalanya, begitu pun dengan aku. Tak lupa, kita juga akan berbagi canda dan tawa untuk mempercantik suasana. Saat itu kita bahagia karena kau dan aku saling berbagi, meski harus sampai pagi.

Tapi tak masalah, karena esok Sabtu. Begitu yang selalu kamu bilang.

Kita tahu bahwa malam telah kian malam ketika kita diam, bingung pada apa yang harus diciptakan. Teh hangat milikmu sudah habis, sedang jemarimu sepertinya sudah terlalu gatal untuk meraih sebatang rokok yang bungkusnya tergeletak begitu saja di hadapan. Kamu tahu, aku tak suka bau asap. Sedang aku pun tahu, bahwa kamu tak bisa hidup tanpa tembakau. Pada saat-saat seperti itu aku akan menoleh, memperhatikan wajahmu dalam remang malam.

"Kenapa?" tanyamu yang ditingkahi keheranan. Aku tak kuasa untuk memasang senyum nakal.
"Ambil rokokmu. Khusus malam ini, aku akan menyukai apa yang kamu suka."

Kamu tertawa ketika melihatku mengeluarkan sebuah masker untuk kemudian kukenakan. Kamu akan menyentuh gemas pipiku sambil mempererat genggaman tangan kita.

Malam itu kita akan bahagia, karena kita memang terlahir untuk bahagia.

Kamis, 07 Maret 2013

Usia

A: Semalam ayahmu sakit. Kuberi saja obat jantung, rupanya manjur.
B: Hmm.
A: Aku membayangkan bila ia meninggal. Kita akan berdua di rumah sebesar ini.
B: Ck, jangan berbicara seperti itu.
A: Jika ia meninggal, siapa yang akan mengisi kamarnya?
B: Tentu saja dirimu.
A: Tapi bisa saja aku mati duluan, maka ia yang akan tinggal berdua denganmu.
B: Sudahlah.
A: Tak ada yang tahu batas usia seseorang.
B: Ya, dan bisa saja aku yang lebih dulu mati.
A: Tak ada yang tak mungkin, bukan?


(Percakapan tentang masa depan ini dilakukan di dapur, tanggal 7 Maret 2013)

Rabu, 06 Maret 2013

Ohashi Trio - Lovely



I can't stop smiling while watching this MV. They are really cute, Ohashi Trio is awesome, and this video is lovely! :D

Move On



Pernah jatuh cinta pada tokoh dalam novel? Pasti pernah, dan pasti banyak pula yang mengalami ini.
Pernah jatuh cinta pada tokoh dalam novel sampai 7 tahun lamanya? Pernahkah?

Saya bukan tipe orang yang suka membaca satu buku sampai berulang-ulang (kecuali buku komik). Mengulang untuk membaca menurut saya sama saja dengan nggak bisa move on. Tapi itu dulu, sebelum saya mencoba untuk membaca buku di atas. Dan saya memang nggak pernah bisa move on dari buku itu.

Judulnya Diary Minni, karangan M. Irfan Hidayatullah. Bukunya tipis, nggak lebih dari 151 halaman, tapi tokoh-tokohnya selalu membuat saya susah tidur.

Pertama dibeli tanggal 3 Juni 2006. Saya yang waktu itu masih kelas 2 SMP membaca Diary Minni dengan penuh nafsu. Tiga jam nonstop. Tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa rasa pegal walaupun harus berada dalam posisi yang sama selama berjam-jam. Saya tahu, tiga jam bukanlah waktu yang singkat untuk membaca novel setipis itu. Tapi tiap kata yang ada di sana membuat saya betah dan ingin terus berlama-lama.

Dari awal membaca, saya sudah menyukai tokoh utamanya: Muhammad Zaky alias Miky. Di sana tokoh Miky dideskripsikan sebagai lelaki yang dingin, kaku, penyendiri, rajin beribadah, dan lebih senang berteman dengan sastra. Dia sama sekali tidak terbawa arus pergaulan sahabat-sahabatnya yang 'nakal'. Miky memiliki dunianya sendiri, bersama setumpuk buku tebal dan imajinasi.

Saat itu juga saya jatuh cinta pada Miky.

Saya suka pada segala hal yang ada dalam diri Miky, saya berharap dapat bertemu dengan Miky, saya ingin memiliki pasangan seunik Miky, saya cinta Miky, pokoknya saya mau Miky!

Namun seluruh hasrat saya akan langsung menguap ketika kembali menyadari bahwa Miky tak pernah ada. Dia hanya tokoh yang terpaksa menjadi khayalan penulisnya dan (mungkin) beribu-ribu atau setidaknya beratus-ratus pembacanya. Miky tidak hanya hidup dalam pikiran saya. Ia tumbuh di kepala banyak orang.

Tapi saya memang bukan orang yang mudah untuk move on. Saya masih yakin kalau suatu saat nanti akan bertemu dengan 'Miky'.

Iya, kamu, Miky. Selamat malam ya untuk kamu.

Sabtu, 02 Maret 2013

Do You Know Me?



"It's just the strangest thing  
I've seen your face somewhere  
An early evening dream  
A past-life love affair"

Cerita Lucu

Bocah 11 tahun itu tampak bersemangat ketika mencoba mengulang sebuah kisah yang  ia dengar tadi siang. Kisah yang sederhana, namun dapat membuat seisi bus tergelak.
Suara bocah itu bersahut-sahutan dengan bunyi deru mesin kendaraan beroda empat yang saat ini ia tumpangi. Di sampingnya ada seorang pria jangkung yang masih setia mendengar kisahnya. Sesekali senyuman tipis tersungging dari bibirnya yang tak kalah tipis.
Tak lama kemudian, ia menyudahi cerita yang kadang diselingi oleh kegeliannya sendiri. Lelaki di sampingnya tertawa kecil sebelum memberikan respon.
"Kamu tahu sesuatu?" tanya lelaki itu, mengawali kata dengan tanya.
"Apa?"
"Di dunia ini ada orang yang lucu jika bercerita, dan ada pula yang tidak."
"Lalu?"
Lelaki di sebelahnya hanya menjawab dengan senyuman, senyuman yang mampu mengatupkan rapat-rapat bibir bocah 11 tahun itu.

Mulai saat itu, ia bersumpah untuk tidak lagi susah-susah melucu.