Minggu, 21 April 2013

Saat Itu dan Kini

Waktu masih menunjukkan pukul 2 siang saat kita berpisah. Terlalu dini. Matahari pun masih terlalu tinggi untuk merelakan kita berucap selamat tinggal. Tapi kamu lebih memilih untuk pergi. Aku terpaku. Hatiku berteriak mengisak, inginkan kamu tinggal lebih lama. Tapi kamu tetaplah kamu, yang akan tetap berlalu meski sorot mataku dalam menahan dirimu.

Saat itu masih pukul 2 siang saat kita memilih untuk berpisah. Aku menyusuri jalanan yang tak basah. Otakku remuk redam, tertimpa lantunan No Fruits For Today yang berulang kali berjatuhan tanpa disengaja.
I love you when you love me,
and we’re gonna make a big family
Seharusnya aku bisa seperti tokoh dalam lagu itu, yang akan mencintaimu saat kamu juga mencintai aku, then we’re gonna make a big family. Tapi hidup bukanlah sebuah lagu. Hidup bukan tentang bagaimana sebuah bait berkisah. Aku pun mencintai dirimu tanpa bisa menunggu. Menunggu kamu yang akan lebih dulu mencintai aku.

Kini sudah pukul 6 sore saat aku tiba. Yang kucari pertama kali adalah kamu. Aku menuju tempat dirimu seharusnya berada, meski aku tahu bahwa takkan pernah ada kamu lagi. Dan kamu memang tak ada di sana. Aku terisak. Tak ada sembap, hanya terisak. Dadaku pun sesak.



Ditulis saat mendengarkan No Fruits For Today,
 lagu yang selalu saya dengar saat sedang jatuh cinta, meskipun entah pada apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar