Selasa, 19 Juli 2011

Review Sebulan

Coldplay - Fix You

When you try your best but you don't succeed
When you get what you want but not what you need
When you feel so tired but you can't sleep
Stuck in reverse

When the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone but it goes to waste
could it be worse?

Lights will guide you home
and ignite your bones
And I will try to fix you

High up above or down below
when you're too in love to let it go
If you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
and ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down your face and I

Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face and I

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Salah satu lagu yang dirasa 'ngena' banget buat saya di bulan ini :)

Jumat, 10 Juni 2011

Mari Kembali ke Masa Lalu!

Hari ini aku ngerasa tua. Bukan karena aku baru nyadar kalau mukaku dipenuhi bintik-bintik hitam akibat penuaan dini. Bukan juga karena di rambutku tumbuh beberapa helai uban. Bukan kok.


Jadi ceritanya, udah beberapa hari ini aku ngisi waktu liburan dengan baca Girl Talk Series karangan L.E. Blair. Mungkin gak banyak yang tahu karena ini buku cerita tahun '90an, dan di toko buku udah jarang ada stoknya lagi. Karena penasaran sama sosok si penulis, akhirnya tadi pagi aku googling tentang L.E. Blair, dan aku jadi nemu beberapa fakta tentang dia. 
Pertama, L.E. Blair itu perempuan, nama aslinya Katherine Alice Applegate.
Kedua, ternyata dia istri dari Michael Grant, penulis Gone Series.
Ketiga, L.E. Blair masih hidup
Tapi CMIIW ya :D


One of my Favorite
Waktu lagi searching di tumblr, tiba-tiba aku inget Enid Blyton. Pas SD, aku juga suka banget baca buku-bukunya. Akhirnya aku buka tab baru dan cari-cari soal buku-buku dia. Di tumblr aku nemu video The Famous Five yang kita kenal dengan Lima Sekawan. Aku baru tahu kalau dulu Lima Sekawan ada TV series nya. 


Timmy, Dick, Julian, George, and Anne :D

Acara searching selesai. Sorenya, aku langsung baca Seri Lulu-nya Hilman, Boim, dan Gusur yang Sohib Gaib, terbitan 1992. Pas baca aku gak bisa berhenti ketawa. Maklum dong ya, kan bukunya Hilman :p
Dan lagi, tiba-tiba aku jadi ngerasa pernah hidup di tahun-tahunnya si Lulu. Jadi semacam deja vu gitu.




Terakhir, 'masa lalu' aku berakhir di youtube. Diawali dengan I want It That Way nya Backstreet Boys dan diakhiri dengan video terseram sepanjang masa : Kuldesak nya Ahmad Dhani. Masih inget banget, aku pertama liat kedua video itu pas kelas 1 SD, waktu nginep di rumah sepupu yang suka nonton MTV. Dan aku paling takut kalau udah liat video Kuldesak. Rasa takutnya malah masih ada sampai sekarang. Ngeri kalau liat orang-orang yang ada di video itu :|




Hari ini aku memang ngerasa tua. Tapi rasanya bahagia kalau bisa kembali ke masa lalu kayak begini :D

Sabtu, 04 Juni 2011

Forever Alone

Pertama kali aku berani buat jalan-jalan sendiri, yaitu tanggal 8 Februari 2010. Waktu itu ada masalah sama keluarga, jadi ceritanya aku galau dan kabur-kaburan sendiri. Pemikiran sok tahu aku, ternyata kalau lagi banyak pikiran kita jadi gampang buat melakukan sesuatu yang awalnya kita anggap gak mungkin. Dulu, aku gak pernah berani buat jalan-jalan sendiri. Kalau mau main, pasti selalu ngajak temen. Kalau temennya gak bisa, yaudah gak main. Dulu juga aku gak pernah kepikiran buat nonton sendirian. Apalagi setelah ada isu jarum suntik yang bisa nyebarin HIV di bangku bioskop (yang ternyata hoax) dan isu hipnotis. Ngeri deh, mending gak usah nonton sekalian.
Tapi di tanggal 8 Februari 2010 itu, aku dengan 'jago'nya naik Trans Pakuan sendiri dari sekolah, jalan di Botani Square sendirian, dan nonton di XXI sendirian pula. Masih inget banget film apa yang waktu itu aku tonton, yaitu  Spy Next Door. Karena filmnya udah rada basi dan tanggal 8 itu adalah hari Senin, otomatis studionya jadi kosong banget. Sampe-sampe aku jadi orang yang pertama masuk ke studio. Yang bikin aku jadi tambah bersyukur, disana gak ada yang numpang pacaran. Yang ada malah ibu-ibu muda sama anaknya, dan mbak-mbak juga mas-mas forever alone kayak aku. Acara ngegalau sendirian pun.......sukses sampai tiba di rumah.


Tanggal 7 Maret 2010. Ada masalah lagi, ngegalau lagi, dan ngabur lagi (asa sering amat dapet masalah). Tapi acara ngabur-ngaburan di bulan Maret ini lebih dramatis dan gak seasik bulan Februari. Awalnya aku kira situasi bioskop bakal sama kayak pertama kali aku nonton. Tapi ternyata salah besar. Jelas sih, bulan Februari aku nonton di XXI Botani Square, sedangkan ini nonton di 21 Ekalokasari. Masalahnya bukan di ukuran studio yang lebih kecil, tapi lebih karena BANYAK banget orang pacaran. Kiri-kanan-depan-belakang pacaran semua. Akhirnya film Alice in Wonderland yang harusnya seru jadi gak kerasa apa-apa. Pikiran jadi tambah mumet, betenya kelas berat. Belum lagi adegan aku nangis di bioskop sendirian gara-gara dapet SMS tak terduga. Jadi 5 menit sebelum film beres, aku udah keluar studio duluan.
Gak asik, kan? Yang bikin asik mungkin cuma waktu aku beli CD Dashboard Confessional dan beli majalah (kayak gitu kok asik).


Alhasil dari 2 kali kabur-kaburan itu, aku jadi suka buat ke mana-mana sendiri. Gak cuma pas lagi galau, tapi dalam keadaan seneng-seneng aja pun aku bisa. Gara-gara itu pula aku jadi sering jalan kaki kalau lagi mau hemat ongkos. Kayak jalan kaki dari KFC Pajajaran ke Gramedia Pajajaran, dari GO Merdeka ke PJM, atau dari seberang BTM ke Botani Square.


Dan ngabur-ngaburan terakhir aku adalah hari ini. Kayaknya baru hari ini aku bisa bener-bener menikmati jalan sendiri. Mulai dari nyari pet shop di Botani Square yang ternyata gak ada, sampai makan siang di Ekalokasari. Rasanya bebas aja walaupun kiri-kanan aku banyak anak sekolah berduaan di food court :))


Sayangnya, banyak yang komentar macem-macem. Mulai dari yang bilang aku gak punya temen, sampai ada yang bilang aku autis. Sebenarnya gak masalah, toh memang bener saat itu aku lagi gak ada temen, makanya jalan-jalan sendiri. Tapi aku kurang suka kalau ada orang yang ngatain kelakuan aneh orang lain dengan kata-kata 'autis'. Rasanya gak etis aja.


Tapi seasik apapun jalan sendiri, tetep aja aku gak bisa selamanya buat terus sendirian. Gimana pun juga masih lebih asik jalan sambil ngegosip sama temen kok :D

Jumat, 27 Mei 2011

Tiga Tahun

Tanggal 24 Mei kemarin sekolah aku perpisahan. Dan rasanya beda banget sama perpisahan SMP, 3 tahun lalu. Aku yang sebenarnya gak bisa ribet dalam berpakaian, sekarang musti dihadapkan dengan kenyataan kalau aku harus pakai kebaya, songket, wedges, dan wajah yang penuh make up. Kalau soal kebaya dan songket, sebenarnya gak ada masalah. Tapi soal wedges......jadi masalah banget. Malam sebelum perpisahan, aku gak bisa tidur gara-gara wedges yang kebesaran. Bahkan sempet mikir juga buat gak ikut perpisahan cuma gara-gara wedges. Tapi akhirnya aku tetep ikut perpisahan walaupun dengan langkah tertatih-tatih, yang sampai-sampai guru-guru aku nanya, "Dilla abis jatuh di mana?" -___-
Tapi akhirnya aku sukses kok, ikut acara dari awal sampai akhir :D


Bisa dibilang, perpisahan SMA ini jadi perpisahan yang paling berkesan buat aku (setelah perpisahan TK yang gak ada sedih-sedihnya, SD yang gak ngadain perpisahan, dan perpisahan SMP waktu temen aku masih sedikit *sedih*). Tapi bukan perpisahannya aja sih, yang berkesan. Tiga tahunnya juga sangat-sangat jadi pengalaman baru buat aku. Setelah belajar setahun di 10.5 dan dua tahun di IPA 1, aku bisa ngerasain banyak hal. Mulai dari ranking 1 (sampai terakhir jadi ranking 12 -.-), bolak-balik sekolah-puskesmas buat bikin tugas PKLH, nonton konser, nginep, ke Bandung bareng (berdua doang padahal), ke Dufan rame-rame, ke Kidzania sekelas, ngegaul di Starbucks *poke si Mr. SampahAmbisius*, dijailin anak-anak sekelas, musuhan, ulang tahun ke-18, punya sahabat cowok, punya banyak selingkuhan, punya sahabat-sahabat yang super, bikin video project, buka puasa bareng sekelas, di make over, dinangisin cowok-cowok kelas, dan lain-lain sampai akhirnya..............perpisahan.


Sedih? Pasti. Tiga tahun bukan waktu yang singkat buat dilalui dan dilupakan. Apalagi dengan kenangan sebanyak itu. Kalau nggak kuat, pasti bisa bikin resah setiap malam.


Masih terus kerasa dan kebayang deh, waktu peluk-pelukan di akhir acara perpisahan. Kita semua nangis. Kalaupun gak nangis, minimal ngerasa sedih. Masih keingat gimana waktu aku peluk temen-temen sambil nangis-nangis ngerasa akan kehilangan. Masih keingat juga gimana waktu aku baikan sama orang yang selama kurang dari 6 bulan ini sempat musuhan sama aku. Rasanya sedih, tapi lega. 


Semoga tangisan-tangisan 3 hari lalu bukan tangis karena kita benar-benar akan berpisah, tapi karena di depan kita akan ada sesuatu yang lebih baik lagi. Jadi ceritanya terharu gitu :p


Semoga kita semua sukses ya teman-teman! :D

Kamis, 26 Mei 2011

Mengemis Doa

Ketika impian 4 tahun saya harus dilupakan untuk sesuatu yang lebih 'nyata'...
Ketika saya harus melepas Astronomi ITB sebagai cita-cita saya...
Dan ketika saya harus melupakan beasiswa Monbukagakusho yang pernah menjadi semangat dua tahun saya...
Saya akan selalu berdoa serta berharap agar pilihan ini menjadi pilihan terbaik di mata saya, maupun di mataNya...




Doakan saya teman-teman! :)


*btw, judulnya kok dangdut amat, ya? -___-

Selasa, 03 Mei 2011

Conversation

A : Tinggalnya di mana memang?
D : Di kota B.
A : Yang aku juga di kota B.
A : Hmm
D : Hmm
A : Kalau ternyata sama gimana?


September 19, 2009 (1.30 PM)

Senin, 02 Mei 2011

Rakyat Tertindas (?)

Currently listening to : My Dear Country by Norah Jones


Tadi sore, setelah reunian sama temen-temen SMP, aku pulang lewat jalan Semeru naik angkot 05. Harusnya sih naik 15 aja, tapi berhubung di belakang PGB gak ada angkot 15, terpaksa deh naik angkot 05 (sekarang udah jadi anak gaul PGB ceritanya).
Waktu masih setengah jalan, tiba-tiba ada 2 orang pengamen dengan punk style masuk ke angkot (kenapa juga ya, sekarang jadi banyak pengamen punk? -___-). Menurut aku sih pengamen yang kayak gitu nyeremin. Mukanya penuh tindikan di tempat yang (menurut aku lagi) gak semestinya. Kayak pengamen yang tadi, tindikannya nembus 2 lubang hidungnya. Bayangin dong, nembus gitu! Ngilu gak sih, liatnya? Cuma yasudahlah, aku gak mau bahas penampilan mereka. Selera orang kan beda-beda, lagian nyeremin itu cuma dari hemat aku aja kok :D


Gak lama, mereka mulai ngamen dengan kalimat pembuka yang agak-agak gimanaaa gitu.
"Selamat sore ibu-ibu sekalian. Izinkanlah kami rakyat tertindas ini untuk bla-bla-bla..."
Kata-kata yang aku bold itulah yang bikin gak enak. Rakyat tertindas? Memang setertindas apa mereka?
Lagu-lagu yang mereka nyanyiin pun gak jauh dari kritik terhadap pemerintah atau terhadap orang-orang yang menurut mereka nggak punya rasa empati.


Memang salah Dil, mereka melabel diri dengan 'rakyat tertindas' dan bikin kritikan-kritikan gitu?
Merekanya sih gak salah, tapi mungkin mindset mereka yang perlu diubah :)


Berikut ini pendapat-pendapat aku kenapa mereka bisa melabeli 'rakyat tertindas' pada diri mereka sendiri :


  1. Lingkungan mendukung.
  2. Sikap pasrah terhadap keadaan.
  3. Sikap nggak (atau belum?) mau merubah diri.


Bukannya mau sok tahu ya, tapi memang itu yang aku lihat dari mereka.
Mungkin berawal dari kekecewaan terhadap pemerintah yang (menurut mereka) nggak bisa melindungi rakyatnya dengan benar. Akibatnya? Mereka jadi harus tinggal di jalanan, ngamen, hidup nomaden (mungkin), dan lain sebagainya.


Nah, di buku Dare For Youth! karya Bapak Timotius Adi Tan dan Bapak Josua Iwan Wahyudi, orang-orang seperti inilah yang terjangkit Virus Gara-Gara. Mereka selalu menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan pasrah sama hal-hal yang bikin mereka jadi seperti sekarang. 


"Gara-gara pemerintah gak becus gue jadi begini!"
"Gara-gara pejabat korupsi mulu gue jadi begitu!"
"Gara-gara ini...!"
"Gara-gara itu...!"


Padahal kalau aja mereka gak menyerah sama keadaan, mereka gak mungkin kok, jadi 'rakyat tertindas'.
Padahal kalau aja mereka mau bangkit, gak bakalan kok mereka terus-terusan begini.
Allah swt juga berfirman kan, kalau Ia tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak merubah dirinya sendiri.


Yang ada sekarang, mereka terus-terusan menyalahkan orang di sekitarnya. Kritik-kritik bermunculan lewat lagu yang mereka bawa setiap kali ngamen. Dan bahkan, mereka dengan pasrahnya menamakan diri mereka rakyat tertindas


Menurut aku sendiri, yang namanya 'rakyat tertindas' itu gak ada (apalagi yang kejadiannya sama kayak 2 orang pengamen yang aku ceritain diatas; memberi label yang buruk-buruk pada diri sendiri, errr). Derajat manusia sama semua dimata Tuhan. Gak ada yang berhak menindas atau ditindas. Seterpuruk apapun kamu, Tuhan akan selalu menganggap kamu sama dengan orang-orang yang ada di atas kamu, yang menurut kamu jauh lebih beruntung.


Tapi biarpun begitu, aku tahu kalau mereka orang yang sangat baik. Buktinya, mereka habis-habisan doain aku waktu ngasih uang pas mereka ngamen. Mereka doain aku biar sukses, biar bisa sekolah tinggi... aamiin! :D


Maafkan atas rangkaian paragraf sok tahu yang aku tulis di atas. Semoga kita semua selalu sukses, amin! :)


Oh iya, buat yang lagi butuh motivasi, bisa baca buku Dare For Youth! yang penulisnya tadi udah aku sebut :D 

Recommended book!

Currently listening to : Hear Me Now by Boyce Avenue (gak nyambung gini lagunya -.-)